SUMBANGAN SANG PENGELANA BENUA BAGI INDONESIA

 TAN MALAKA : PAHLAWAN DIBALIK BAYANG


SECARIK DIALOG SEDERHANA SEBAGAI PEMBUKA  
``Wih lu lagi baca buku apaan bray? asik bener dah gue liat `` Tomo berujar penasaran ketika dia melihat temannya joko, sedang serius membaca sebuah buku. 

Joko menoleh sambil tersenyum, ``Ini mo, gue lagi baca madilog, lumayan juga materi di dalamnya, daging semua ama ngebuka wawasan baru buat gua. yah meskipun materinya agak berat juga hehe, ``tukas joko kepada temannya.

``Madilog? apaan tuh, gua baru denger, `` tanya tomo bingung. madilog? istilah aneh apa itu, namanya sangat asing sekali. tomo belum pernah mendengar nama itu. apa itu ada kaitannya dengan filsafat dan sejenisnya?

``Madilog itu akronim dari materialisme, dialektika, dan logika bro. itu buku yang ditulis ama Tan Malaka dan membahas banyak hal terkait pemikiran dan pandangan beliau sendiri dalam mengkritisi segala takhayul dan pemikiran klenik masyarakat kita bro, `` pungkas joko pada tomo yang nampak masih terbingung-bingung dengan penjelasan dari temannya itu.

``Oke jujur gue masih belum paham tentang buku itu dan Tan Malaka, siapa dia kira-kira? dia pahlawan nasional kah? `` dengan gestur menggaruk-garuk kepala, tomo tersenyum meringis ke arah joko. 

Joko hanya menghela napas sesaat, mungkin dia gemas dengan sikap temannya yang kekurangan asupan literasi pengetahuan. padahal jelas-jelas bahwa Tan Malaka adalah tokoh penting dibalik kemerdekaan bangsa ini. kontribusi dan peranannya tidak bisa dikesampingkan begitu saja dan dipandang sebelah mata. 

Tapi berawal dari temannya itulah, Joko menjadi terpikirkan akan suatu hal. Joko sadar betapa kurang populernya nama Tan Malaka di dalam ingatan bangsa. berbeda halnya dengan Bung karno atau Bung hatta yang memang sudah memiliki tempatnya sendiri di ingatan dan hati masyarakat indonesia.

Padahal yang Joko ketahui, tokoh kelahiran sumatera barat ini adalah tokoh pergerakan dan revolusioner yang telah banyak menorehkan jasa untuk memperjuangkan kemerdekaan indonesia. rekam jejak perjuangannya tak dapat dianggap enteng walaupun orientasi perjuangannya mengambil pendekatan yang berbeda dari tokoh-tokoh bangsa yang lain. 

Joko merenung dan tenggelam dalam pikirannya sendiri, mengabaikan suara panggilan Tomo yang terus memanggil namanya sedari tadi. Joko melamun hingga tanpa ia sadari bahwa bincang singkat mereka berdua akan segera berakhir.

Dialog imajiner diatas hanyalah awal dari pembahasan di tulisan ini. tulisan yang akan mengantarkan kita untuk mengenal siapa sesungguhnya Tan Malaka itu hingga perjalanan panjangnya mengarungi berbagai hamparan negeri-negeri seberang di eropa dan asia serta bersentuhan dengan berbagai macam budaya, ideologi, kondisi politik, dan pemikiran? lalu apa bentuk sumbangannya yang paling berarti untuk bangsa ini sendiri?

Mari kita bersama masuk ke dalam kapsul waktu masa lalu yang akan mengantarkan kita untuk mengenal lebih dalam sosok Tan Malaka, sang pahlawan di balik bayang.

DI TENGAH KEGERSANGAN TANAH AIR YANG HIJAU NAN SUBUR, PAHLAWAN BESAR TELAH LAHIR.
Nama aslinya adalah Ibrahim Gelar Sutan Datuk Malaka, namun orang-orang lebih mengenalnya dengan sebutan Tan Malaka. beliau lahir pada 2 juni 1897 di Desa Nagari Pandam Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera barat.

Beliau lahir dari pasangan Rasad caniago dan Sinah Sinabur dengan nama Ibrahim. Sejak kecil Tan Malaka terkenal sebagai sosok anak yang pemberani. sifat berani yang membuatnya dijuluki sebagai ``Si Harimau`` oleh teman-temannya. hal ini mungkin karena pengaruh dari latihan pencak silat yang menjadi pelajaran wajib di lingkungannya sehingga Tan Malaka memiliki bekal bela diri yang mumpuni. Selain sebagai seorang anak yang pemberani, Tan malaka juga merupakan seorang anak yang terkenal cerdas. kecerdasannya sudah terlihat ketika ia masih kecil. terbukti dengan kemampuan dia dalam menghafal Al-Qur`an dengan mudah dan cepat.  Tan Malaka memang hidup di habitat yang kental akan nilai-nilai religius. pendidikan agama adalah lingkungan pembentukan karakter kedua yang Tan Malaka masuki setelah keluarga.

Menurut Poetze seperti yang diambil dari Sitompul (2022) menyebutkan bahwa lingkungan keluarga dan masyarakatnya yang kental akan adat dan tradisi minangkabau, sangat amat mempengaruhi alam pikir Tan Malaka sendiri. terutama bagaimana tradisi khas minangkabau yang memprioritaskan pendidikan dan hidup merantau, bisa menempa pola pikir dan karakter dari Tan Malaka dengan matang.

DARI HINDIA LANJUT KE NEGERI BELANDA
Tahun demi tahun pun berlalu, Tan Malaka tumbuh menjadi seorang anak yang berani, kritis, dan mempunyai harapan besar untuk bangsanya yang sedang menderita akibat jangkar kolonialisme yang menancap kuat di atas tubuh pertiwi. 

Tan Malaka berfikir bahwa persatuan dan solidaritas nasional bangsa adalah sesuatu yang harus ada ada di dalam tubuh perjuangan. tanpa kedua hal itu, perjuangan untuk meraih kemerdekaan akan pincang dan akhirnya lumpuh. 

Selepas melewati dinamika pendidikan keluarga dan masyarakat, Tan Malaka melanjutkan pendidikan ke Kweekschool (sekolah guru) di bukit tinggi. Dilansir dari Kresnoadi dalam Tan Malaka bapak republik yang jejaknya sempat dihapus, Tan Malaka dikenal sebagai siswa pribumi yang jenius untuk rata-rata pelajar bumiputra yang bersekolah di sekolah itu. 

Oleh karena melihat potensi yang tersembunyi di balik sosok beliau, guru Tan Malaka yang bernama G.H. Horensma membantunya untuk melanjutkan pendidikannya ke belanda. pada tahun 1913, Tan Malaka melanjutkan pendidikan ke belanda tepatnya di kota haarlem, Di haarlem, Tan Malaka mengambil studi keguruan atau Rijkskweekschool karena memang beliau memiliki ketertarikan untuk menjadi seorang guru. 

BERBAGAI GEJOLAK DAN DINAMIKA DI EROPA MEMBENTUK CARA PANDANG SANG ARSITEKTUR REPUBLIK
Eropa adalah tempat yang dimana berbagai pemikiran, pandangan, serta ideologi besar lahir dan berkembang. Eropa pada masa itu sedang mengalami transformasi besar-besaran dalam bidang ilmu pengetahuan, transisi teknologi manual ke teknologi mesin, revolusi industri yang mengubah sistem ekonomi dan struktur sosial masyarakat, hingga munculnya berbagai paham seperti kapitalisme, liberalisme, nasionalisme, sosialisme, hingga komunisme. 

Tan Malaka berkenalan dengan beragam pemikiran dan ideologi. disana dia melahap berbagai karya tulis dari para filsuf, tokoh sosial politik, serta para pemikir besar yang tulisan dan gagasan mereka mempengaruhi pandangan kebangsaan maupun cita-cita dari Tan Malaka sendiri. selain dari itu, Tan Malaka juga aktif bertukar pikir dan berdiskusi dengan tokoh-tokoh pergerakan indonesia yang lain.

Pasca revolusi rusia berkobar dengan hebat, runtuhnya kekuasaan monarki yang tergantikan oleh rezim komunis lenin secara tidak langsung mengekspor ideologi komunisme ke negara-negara eropa. 

Tan Malaka sebagai tokoh pergerakan yang berambisi untuk menarik bangsa indonesia dari kerangkeng penindasan dan penjajahan, pun perlahan mulai tertarik untuk mempelajari sosialisme dan komunisme. Ketertarikan beliau untuk pertama kali kepada gerakan-gerakan revolusi muncul setelah Tan Malaka membaca buku de Fransche Revolutie, sebuah buku tentang revolusi francis yang menjadi sumber inspirasi bagi pemikiran dan gerakannya nanti.

Dari ideologi komunisme yang memperjuangan kesetaraan kelas dan menghapus yang namanya kepemilikan individu atas modal, Tan Malaka pun seolah mengalami perubahan hebat dalam tata cara pemikirannya. beliau juga dengan penuh semangat membaca karya dan buku yang ditulis oleh Karl Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin.

Tan Malaka adalah individu yang sangat menentang adanya praktik penindasan kelas, ketimpangan ekonomi, eksploitasi kaum buruh dan petani oleh golongan bangsawan dan kapitalis, serta struktur ekonomi yang menjebak kaum buruh dalam lingkaran yang menyiksa dan tak berkesudahan.  

MELANGLANG BUANA DI NEGERI SEBERANG
Begitu Tan Malaka kembali ke hindia, beliau tidak langsung menceburkan diri dalam gerakan organisasi. akan tetapi beliau memilih untuk menikmati profesinya sebagai guru sekolah dalam mengajar anak-anak kuli perkebunan tembakau di Deli, Sumatra timur.

Aktivitas radikalnya yang dia bentuk sebagai perlawanan terhadap pemerintah kolonial melalui berbagai gerakan kian terwujud nyata tatkala Tan Malaka berhijrah ke semarang, jawa tengah dan berhubungan dengan banyak tokoh pergerakan yang terafiliasi dengan partai komunis indonesia (PKI). Di Semarang, Tan Malaka bergabung dengan organisasi Sarekat islam yang diketuai oleh H.O.S Tjokrominoto. 

Dari organisasi-organisasi yang Tan Malaka masuki, menjadi landasan dari perjuangan politiknya. Namun karena aktivitas-aktivitas politiknya yang radikal dan terasa mengancam dan membahayakan kepentingan pemerintah kolonial, Pada 1922, Tan Malaka dibuang oleh pemerintah belanda ke kupang sebagai upaya untuk meredam gerakannya.

Tahun-tahun berikutnya terasa berat namun memberikan pengalaman yang sangat berarti bagi Tan Malaka sendiri. sejak dibuang oleh belanda, Tan Malaka menjadi seorang pengelana benua. Tak terhitung berapa banyak negara yang sudah ia singgahi. dimulai dari Philifina, Singapura, Tiongkok, Rusia, Jepang, dan negara-negara lain, dengan terus berganti identitas dan nama secara berulang kali untuk menyamarkan jati dirinya yang asli.

Tan Malaka adalah sosok yang berwawasan global. di negeri seberang yang asing, beliau menelurkan gagasan dan ide-idenya seputar kemerdekaan dan bentuk negara ideal untuk indonesia. beliau adalah bayangan heroik yang tak tersentuh mata dan telinga, misterius namun penuh wibawa. senyap tak tersingkap namun sangat mematikan.

Tan Malaka memperjuangkan indonesia dari tabir tersembunyi. dari balik meja penjara yang dingin, hasil pemikirannya mengalir keluar bagai terhembus udara hingga sampai ke indonesia dan menjadi bara yang membakar semangat para kaum muda.

Menjadi buronan, lari dari satu negara ke negara lain, hidup penuh kewaspadaan yang ketat, adalah sekian episode yang menganggumkan dari Tan Malaka serta membuktikan perjuangannya yang berat kepada kita semua.

Beliau juga yang mewakili indonesia dalam kongres komunis internasional yang diadakan di uni soviet dikarenakan keanggotan beliau dalam comitern atau anggota komunis internasional. dengan kata lain, beliau adalah promotor yang mempromosikan indonesia di forum-forum global.

MENGOBARKAN PERJUANGAN LEWAT PIKIRAN DAN GAGASAN
Selain sebagai pendidik dan tokoh pergerakan, Tan Malaka juga terkenal sebagai sosok pemikir yang intelektualis. banyak karya besar dan masterpiece yang beliau tulis di ruang penjara maupun di tempat perantauan. buku-buku yang amat melegenda dan merupakan refleksi gagasan dari Tan Malaka sendiri. buku-buku tersebut berisi tentang analisis politik mendalam, kritikan cerdas dan tajam terhadap situasi sosial masyarakat, harapan akan hadir era yang bisa membebaskan negeri ini dari belenggu imperialisme dan kolonialisme. 

Buku-buku karya Tan Malaka yang terkenal ada Naar de republike indonesia, Madilog, Massa Actie, Dari Penjara Ke Penjara.

A. Naar De Republike Indonesia
Buku ini pada tahun 1925 saat Tan Malaka tengah mengelana di hiruk-piruk kota shanghai. Ini adalah salah satu karya Tan Malaka yang paling revolusioner dan visioner di zamannya. Buku ini memaparkan gagasan Tan Malaka mengenai Indonesia merdeka yang berbentuk republik, jauh sebelum proklamasi kemerdekaan. Pada masa itu, konsep "republik" masih sangat asing dan bahkan dianggap subversif oleh pemerintah kolonial Belanda.

B. Madilog
Ditulis pada 1943 di zaman pendudukan jepang. Buku Madilog karya Tan Malaka adalah salah satu karya filosofis terpenting dalam pemikiran Indonesia. Secara garis besar, Madilog membahas tentang pentingnya materialisme, dialektika, dan logika sebagai kerangka berpikir untuk memahami realitas dan melakukan perubahan sosial. Ini adalah upaya Tan Malaka untuk membangun kerangka berpikir yang ilmiah dan revolusioner bagi bangsa Indonesia.

C. Massa Actie
Ditulis Pada tahun 1926, Ditulis setelah kegagalan pemberontakan PKI tahun 1926, buku ini merupakan refleksi kritis Tan Malaka terhadap strategi perjuangan. Ia menganalisis kegagalan tersebut dan merumuskan pentingnya aksi massa yang terorganisir, terencana, dan didukung oleh pendidikan politik yang memadai.

D. Dari Penjara Ke Penjara
Ditulis pada kisaran 1947, Ini adalah otobiografi monumental Tan Malaka, yang merekam perjalanan hidupnya yang penuh liku, pelarian dari satu negara ke negara lain, serta pengalaman keluar masuk penjara karena aktivitas politiknya.

DIALOG PENUH RENUNGAN SEBAGAI PENUTUP
`` Oh ternyata begitu besar jasa dari Tan Malaka sendiri ya bro buat negeri kita, meskipun jejak perjalanan sejarahnya dipenuhi kontroversi, `` Tomo meminum setegak kopi setelah mengatakan itu. matanya menatap langit yang cerah sembari angannya membayangkan wajah sang pahlawan di balik bayang yang sudah dituturkan oleh Joko tadi. 

`` Dan Madilog yang ada di buku gue, adalah bentuk aktual dari pemikiran hebat dan brilian beliau. buku ini mengupas budaya mistis masyarakat kita yang dipenuhi oleh kepercayaan klenik dan tidak masuk akal, yang menurut Tan Malaka sendiri adalah faktor penghambat kemajuan bangsa ini, `` jelas Joko pada Tomo sambil menunjukan Buku lumayan tebal bercover merah itu pada temannya.

`` Tapi lu pernah kepikiran ga, kenapa orang-orang kita dari dulu ampe zaman modern sekarang ini masih percaya ama hal-hal mistis? `` Tomo kembali memantik diskusi di warung kopi sederhana itu. di tengah alunan musik dangdut, dua mahasiswa itu kembali tenggelam dalam diskusi sembari menunggu jadwal kuliah berikutnya. 























Komentar

Postingan Populer