BUNG KARNO SI MANIAK BUKU

MEMBACA ALAM PIKIRAN SANG PROKLAMATOR LEWAT MINAT DAN KECINTAANNYA TERHADAP BUKU  


Orator ulung, membius masa lewat kata

Hallo semuanya kembali lagi bersama saya di ruang literasi, blog yang khusus membahas dan membedah seputar isi buku yang menarik, edukatif dan tentunya seru untuk dibahas. blog ini bukan sekedar blog biasa, namun berisi kumpulan artikel yang bisa menambah wawasan kamu terkait berbagai pengetahuan yang unik dan menarik. 

Berbicara mengenai buku-buku, kamu tahu engga sama seorang tokoh  bangsa yang terkenal karena memiliki minat dan kecintaan terhadap buku? banyak buku dari berbagai tema dan aliran yang pernah beliau baca. seperti buku tentang ideologi terdahulu, buku yang secara luas membahas tentang isu politik dan sejarah bangsa-bangsa yang pernah mengalami periode imperialisme, bahkan buku-buku sastra klasik karya dari penulis dan pemikir terkenal seperti max havellar, Friederich Engel, karl max, karl kautsky dan masih banyak lagi.

Buku-buku tersebut memberikan sumbangkasih berupa pengetahuan dan gagasan baru kepada beliau yang membuatnya memiliki area dan kapasitas wawasan yang luas dan akhirnya dipercaya sebagai perumus dasar negara indonesia. 

Nama beliau sungguh tidak asing lagi, terukir jelas dalam ingatan sejarah bangsa. sosok yang penuh kharisma dan keunggulan dalam menguntai kata, sosok yang cukup kontroversial namun juga terkenal akan ambisi besarnya dalam mewujudkan indonesia sebagai negara mercusuar dan poros asia tenggara,  siapa lagi kalo bukan bung karno atau orang lebih mengenalnya dengan nama sukarno, sang tokoh proklamator yang dimiliki oleh bangsa indonesia.

Mungkin banyak diantara kalian yang sudah tahu mengenai seluk beluk kehidupan sukarno, mulai dari tempat lahir, pendidikan, hingga sepang terjang perjuangannya dalam mengupayakan kemerdekaan bagi bangsa. sukarno menjadi bapak bangsa yang dihormati dan disegani serta menjadi tokoh populer yang dikenal oleh pemimpin-pemimpin dunia. tentu saja hal ini menjadi sebuah kebanggaan sendiri bagi kita sebagai bangsa indonesia karena memiliki sosok fenomenal seperti beliau. di jerman mungkin kita mengenal sosok otto von bismarck yang menyatukan seluruh bangsa jerman di bawah payung kekaisaran berlandaskan negara-bangsa, di turki, kita akan menemui kemal attaturk yang berjasa dalam memodernisasi negara turki hingga mencapai kegelimangan dan pencapaian yang luar biasa bahkan hingga abad ke-20 ini. namun di indonesia kita tercinta ini, kita mempunyai figur besar sosok sang pahlawan, diplomat ulung, dan seorang orator enerjik yang berapi-api dalam mengemukakan gagasan dan kritikannya dalam upayanya menjadikan indonesia sebagai negara dengan kawasan luas yang berpengaruh dalam percaturan politik global.  

Ditulisan kali ini saya tidak akan membahas keseluruhan riwayat hidup bung karno, namun sebagai gantinya, saya akan lebih secara mendalam dan eksklusif mengulas sisi yang mungkin jarang tersorot oleh kebanyakan orang. sisi yang menjadi bagian cerita yang tak kalah memberikan segudang inspirasi kepada kita semua selaku generasi penyambung dan penjaga nilai-nilai kemerdekaan yang telah susah payah diperjuangkan.  

Di waktu yang lalu sampai hari ini, dalam catatan sejarah, lembaran-lembaran pematerian, maupun biografi para pahlawan, mungkin beberapa diantara kita semua hanya mengetahui sukarno sebatas pahlawan nasional belaka. tokoh besar yang dibahas secara singkat dalam paragraf-paragraf yang terbatas. profil bung karno hanya ada untuk dihafal, bukan dipandang sebagai jejak sejarah yang memiliki nilai yang penting untuk dipelajari dan diikuti oleh kaum muda.  

Bagi saya sendiri, bung karno adalah seorang ``teman sejati `` sang buku itu sendiri. orang yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk penggalian ilmu pengetahuan lewat aktivitas membaca, mempelajari, dan memahami esensi yang terkandung dalam lembaran-lembaran kertas buku. dari buku, lahirlah ide dan gagasan, dari gagasan yang kuat lahirlah kesadaran jika bangsa ini masih terlelap dalam tidur yang nyenyak sehingga tidak waspada akan datangnya marabahaya imperialis barat yang perlahan demi perlahan menancapkan kukunya di bumi pertiwi ini. dari kesadaran sebagai satu bangsa yang masih hidup di bawah bayang penjajah, bung karno yang tergabung dalam kaum pergerakan, menggagas pentingnya persatuan dan kesatuan nasional untuk menggapai kebebasan dan hak untuk memerintah sendiri. Pemikiran dan gagasan tentunya tidak bisa diperoleh tanpa adanya pendidikan dan pikiran yang matang. dan buku, adalah sarana dalam mematangkan pikiran dan menyibak tabir ketidaktahuan.

Kegemaran beliau terhadap buku-buku dan bagaimana peran buku dalam membentuk pandangan intelektualnya serta memberikan segudang inspirasi sebagai rangka gagasan untuk sang proklamator sendiri adalah sebuah topik yang menarik untuk kita bahas. mengutip dari tulisan yang dibuat oleh Martin sitompul (2020) yang berjudul ``Sukarno, Hatta, Sjahrir, Dan Buku `` yang termuat di Historia.Id, dalam biografi yang ditulis oleh bung karno sendiri, beliau menceritakan bahwa seluruh waktu yang dia punya, ia habiskan untuk membaca buku.

Buku memainkan peranan vital dalam menemani perjalanan bung karno dalam menapaki tiap jejak langkah pengalaman hidup. Terutama pengalaman tatkala beliau harus hidup di sebuah zaman yang dimana negeri ini masih berposisi sebagai ``boneka`` dari kaum imperialis yang ingin merampas hak dan martabat bangsa. Sukarno melalui latar belakang pendidikannya dan juga kecerdasannya, memilih strategi diplomatik melalui jalan politik untuk membebaskan bangsa ini dari cengkraman penjajah.

Bagi bung karno, buku adalah ``santapan`` dan ``hidangan`` yang sangat lezat yang terus-menerus dilahap untuk memuaskan dahaga pengetahuannya. buku bukan sahaja benda mati, namun lebih dari itu, buku sudah beliau anggap sebagai teman setianya dalam mengarungi ombak perjuangan yang nantinya akan mengantarkannya menuju kursi kekuasaan. buku juga berlaku sebagai seorang sahabat yang menemani dirinya dalam sunyi dan dinginnya jeruji besi ketika dia dibuang oleh pemerintah kolonial ke penjara dengan tujuan untuk mengasingkan dan memadamkan perjuangan politiknya. 

Buku diibaratkan sebagai pembimbing tanpa rupa dan kata, saksi bisu tanpa suara namun banyak memberikan pengetahuan secara sukarela. Buku adalah teman dekat sukarno yang membawanya pada gerbang pengetahuan tanpa batas. Karya-karya besar dari penulis, pemikir, maupun sastrawan di berbagai bidang memenuhi rak-rak buku milik bung karno. dialah sang bung, dimana isi pikirannya mencerminkan pengetahuannya atas berbagai buku yang pernah beliau pahami.

Dilihat dari berbagai catatan sejarah, nampaknya kegemaran membaca bung karno memang sudah terpupuk sejak lama. melansir tulisan dari Andri setiawan yang diterbitkan di laman Histori.Id dengan judul `` Rak buku dalam kepala bung karno `` (2020), menjelaskan bahwa minat dan kecintaan bung karno kian berkembang tatkala beliau mondok di rumah HOS cokrominoto saat menempuh pendidikan HBS (Hogere burger school) di surabaya. di pondok asri milik HOS cokrominoto lah, si bung muda ini mulai gemar membaca. berbagai buku, dari filsafat, ekonomi, maupun politik beliau santap. dikutip dari penulis yang sama namun dengan judul yang berbeda, andri setiawan dalam tulisannya yang lain yang berjudul `` Buku dan perjalanan intelektual sukarno `, menerangkan bahwa sebagian besar buku-buku yang dipunyai oleh bung karno adalah buku dengan tema-tema politik. walaupun tak bisa dibantah bahwa bung karno juga sangat meminati buku-buku diluar itu.

Contoh buku yang pernah bung karno baca ada yang berasal dari tokoh pemikir aliran marxisme bernama karl kautsky yang berjudul ``Der weg zug macht`` lalu ada lagi yang buku yang berjudul `` Gechiedenis van het moderne imperialisme `` yang ditulis oleh JS bartstra. selain itu, bung karno juga aktif menyelam ke dalam gagasan dan pemikiran tokoh-tokoh bangsa dunia. contohnya adalah thomas jefferson, seorang bapak bangsa dan mantan presiden amerika yang populer dengan pandangan dalam memperjuangankan hak asasi, kesetaraan dan kebebasan bagi tiap-tiap bangsa, tanpa memandang latar belakang dan melihat status sosial maupun etnis bangsa tersebut. sukarno sangat menghormati thomas jefferson sebagai tokoh inspiratif yang berjasa dalam memperjuangkan kemerdekaan amerika dari penjajahan inggris ( Cusdiawan, 2021, Kekaguman Soekarno Terhadap Pendiri Amerika Serikat ). Bung karno sendiri dalam Cusdiawan (2021) yang dikutip dari Prasetyo (2016), pernah menyatakan bahwa `Secara mental aku berbicara dengan thomas jefferson. `` Aku merasa dekat dan bersahabat setelah dia menceritakan tentang Declaration of Independence yang ditulis pada tahun 1776 `` bagi bung karno, jefferson adalah tokoh yang pemikirannya diarahkan untuk terwujudnya kedamaian dan posisi yang setara bagi setiap negara menentukan arah hidup dan perjuangannya sendiri. hal inilah yang menjadi pondasi dari nilai-nilai yang ada dalam rumusan undang-undang dan pancasila serta tercetusnya konsep indonesia merdeka. 

Selain pembaca buku yang agresif, bung karno juga terkenal dengan penulis buku yang aktif dan produktif. beberapa karya yang pernah beliau tulis diantaranya ada Mencapai Indonesia Merdeka (1933), Lahirnya Pancasila (1945), Sarinah (1951). di samping itu, bung karno juga menghasilkan karya Masterpiece dan terkenal yakni sebuah buku yang menghimpun berbagai tulisan sang bung yang berjudul Di Bawah Bendera Revolusi Jilid 1 (1959) dan Jilid 2 (1960). 

Melalui minat baca yang tinggi dan kemampuan menulis yang tajam, bung karno telah menggoreskan kisah panjang yang bermakna dan  penuh pelajaran kepada kita semuanya, bagaimana membaca adalah senjata pikiran yang mematikan, ketika nalar seorang manusia ditempa melalui hantaman ide, gagasan, pandangan, maupun keilmuan tertentu, manusia sepenuhnya akan tenggelam ke dalam ide-ide tersebut. membaca bukan sekedar menggulir kertas, namun dalam prosesnya, membaca memerlukan nalar yang kritis, kesiapan emosional, serta daya fokus yang tinggi. bung karno adalah orang yang tatkala membaca suatu buku atau karya tulis, beliau tidak menelan semua secara begitu saja, namun mengolahnya kembali menjadi bentuk gagasan yang baru dan segar.

Akhir kata, pentingnya peningkatan literasi bukan lagi sekedar wacana tanpa aksi, namun menjadi sebuah keharusan bagi kita, terutama kalangan muda. membaca adalah rangkaian proses untuk memahami pikiran yang tertuang dalam bentuk tulisan secara sungguh-sungguh, kemudian mengimplementasikan konsep yang telah kita ambil dari proses membaca itu, untuk dijadikan patokan dalam melangkah, pegangan saat dalam masalah, bahkan bahan refleksi diri.

Di era yang serba digital ini, di tengah gempuran informasi, berita, pengetahuan, maupun kabar simpang-siur, kemampuan analisis dan daya nalar manusia seolah menghadapi tantangan yang cukup berat. terlalu banyak informasi yang kita konsumsi dari paparan konten-konten media sosial, sehingga kita sendiri dibuat bingung dalam mengolah, memahami, serta mengkritisi isi konten tersebut. hal ini juga menjadi bukti nyata dari kian berkembangnya arus informasi di era transformasi digital, yang memang harus diimbangi oleh daya nalar yang tinggi dan mumpuni serta kemampuan memahami informasi secara akurat dan menyeluruh. 

``Gila baca`` Bung karno nampaknya bisa menjadi strategi yang bisa kita ikuti dalam menghadapi gelombang informasi yang ada melalui aktivitas membaca, memahami, serta menganalisis buku.

SUMBER REFERENSI 

Andri Setiawan (2020) ``Rak buku dalam kepala bung karno`` https://historia.id/politik/articles/rak-buku-dalam-kepala-bung-karno-P9BE4/page/1

Andri Setiawan (2020) `` Buku dan perjalanan intelektual sukarno `` https://historia.id/politik/articles/rak-buku-dalam-kepala-bung-karno-P9BE4/page/2

Martin Sitompul (2020) `` Sukarno, Hatta, Sjahrir, Dan Buku `` https://historia.id/politik/articles/sukarno-hatta-sjahrir-dan-buku-vxJ4J/page/1

Cusdiawan (2021) ``Kekaguman Soekarno Terhadap Pendiri Amerika Serikat`` https://baca.nuralwala.id/kekaguman-soekarno-terhadap-pendiri-amerika-serikat/

Martin Sitompul (2020) ``Bung karno dan Buku`` https://historia.id/kultur/articles/bung-karno-dan-buku-DWeG1/page/1


  
 
  

Komentar

Postingan Populer